Perkembangan Islam Abad 18
Masa modern
seperti sekarang ini, dunia Islam tidak bisa lepas dari sejarah. Sebelum abad
ke 20 dunia Islam pernah dijajah oleh bangsa Barat. Kelemahan dan kemunduran
dunia Islam dimanfaatkan oleh bangsa Barat untuk bangjit dan bergerak menuju ke
arah negara Islam serta menguasai dan menjajahnya. Kebangkitan bangsa Barat ini
menimbulkan banyak perubahan pada peradaban islam, berikut ini akan saya jelaskan beberapa perkembangan Islam pada abad 18 sampai abad 20.
- Masa Kolonialisme Barat terhadap dunia Islam
Kelemahan
dan kemunduran dunia Islam dimanfaatkan oleh bangsa-bangsa Barat untuk bangkit
dan bergerak menuju ke arah negara-negara Islam serta menguasai dan
menjajahnya. Saat itulah dunia Islam berada dalam kekuasaan kaum imperialisme
Barat.
Pada saat kelemahan umat Islam seluruh benua
Asia-Afrika jatuh ke tangan penjajah bangsa-bangsa Barat. Namun, meskipun
berada dalam tekanan dan penjajahan, umat Islam terus melakukan perlawanan dan
berusaha membebaskan tanah air dan agama mereka dari tekanan penjajah
bangsa-bangsa Barat tersebut.Kekejaman mereka dalam bidang ekonomi terlihat dari
upaya mereka untuk melakukan monopoli perdagangan, yakni dengan merebut
bandar-bandar pelabuhan besar yang sebelumnya menjadi daerah perdagangan umat
Islam dari Arab, Persia, India, dan Cina.
Dalam
bidang kemasyarakatan, penjajah sengaja menciptakan jurang pemisah antara kaum
bangsawan dengan rakyat kecil. Di samping itu, kaum penjajah seringkali
melakukan penghinaan terhadap umat Islam. Mereka mengatakan bahwa kaum agama
(Islam) adalah orang-orang yang bodoh dan terbelakang.
Sikap
dan perlakuan penjajah terhadap masyarakat yang dijajah, tidak terbatas sampai
disitu saja. Para penjajah menyebarkan budaya yang merusak bangsa dan agama.
Seperti budaya minuman keras, berjudi, pergaulan bebas, dan sebagainya. Dengan
cara-cara seperti itu penjajah merusak peradaban Islam. Dan demikian mereka
berharap dapat dengan mudah menguasai negara dan masyarakat Islam yang berada
di bawah kekuasaannya.
Penyebab bangsa Islam jatuh pada kekuasaan Barat, antara
lain :
1.
Kemunduran Kerajaan Usmani dan Ekspansi Barat
Negeri-Negeri Islam
Dikarenakan kemajuan-kemajuan bangsa Eropa terutama dalam
teknologi militer dan industri perang, membuat Kerajaan Usmani menjadi kecil di
hadapan Eropa. Namun, kekalahan besar Kerajaan Usmani dalam menghadapi serangan
Eropa di Wina tahun 1683 M membuka mata Barat bahwa Kerajaan Usmani telah
mundur jauh sekali. Sejak itulah Kerajaan Usmani
berulang kali mendapat serangan-serangan dari Barat.
Sejak
kekalahan dalam pertempuran Wina itu, Kerajaan Usmani juga menyadari akan
kemundurannya dan kemajuan Barat. Usaha-usaha pembaruan mulai dilaksanakan
dengan mengirim duta-duta ke negara-negara Eropa, terutama Prancis, untuk
mempelajari suasana kemajuan di sana dari dekat. Laporan dari Celebi
Mehmed di Prancis pada tahun 1720 M yaitu tentang kemajuan teknik, organisasi angkatan
perang modern, dan kemajuan lembaga-lembaga sosial lainnya. Dengan
laporan-laporan tersebut Sultan Ahmaf III (1703-1730 M) mendorong untuk memulai
pembaruan di kerajaannya. Pada masa kekuasaannya didatangkan ahli-ahli militer
dari Eropa untuk tujuan pembaruan militer dalam Kerajaan Usmani.
Usaha
pembaruan ini tidak terbatas dalam bidang militer. Dalam bidang-bidang yang
lain pembaruan juga dilaksanakan, seperti pembukaan pencetakan di Istambul
tahun 1727 M, untuk kepentingan kemajuan ilmu pengetahuan. Walaupun demikian,
usaha-usaha pembaruan itu bukan hanya gagal menahan kemunduran Kerajaan Turki
Usmani yang terus mengalami kemerosotan,
tetapi juga tidak membawa hasil yang diharapkan. Penyebab
kegagalan itu terutama adalah kelemahan raja-raja Usmani karena wewenangnya
sudah jauh menurun. Di samping itu, keuangan negara yang terus mengalami
kemerosotan sehingga tidak mampu menunjang usaha pembaruan. Dengan demikian,
Kerajaan Usmani terus mendekati jurang kehancurannya, sementara Barat yang
menjadi ancaman baginya semakin besar dan bertambah maju
Modernisasi di Turki Usmani baru mengalami kemajuan
setelah penghalang pembaruan utama, yaitu tentara Yenisseri dibubarkan oleh
Sultan Mahmud II (1807-1839 M) pada tahun 1826 M. Akan tetapi, meski banyak
mendatangkan kemajuan, hasil gerakan pembaruan tetap tidak berhasil
menghentikan gerak maju Barat ke dunia Islam di abad ke-19 M. Akhir dari
serangan-serangan itu adalah Perjanjian
Berlin (Juni-Juli, 1878 M) antara Kerajaan Usmani dengan Rusia. Dengan
demikian, berakhirlah kekuasaan Turki di Eropa.
Gerakan
modernisasi di Turki justru mengancam kekuasaan para sultan yang absolute,
karena para pejuang Turki melihat bahwa kelemahan Turki terletak pada
keabsolutan Sultan itu. Sehingga lahir gerakan Tanzimat, Usmani Muda, Turki
Muda, dan Partai Persatuan dan Kemajuan (Ittihad ve Terekki).
Ketika
terjadi Perang Dunia I (1915 M) Turki Usmani berada di pihak yang kalah. Sampai
tahun 1919 M, Turki diserbu tentara Sekutu. Sejak itu kebesaran Turki Usmani
benar-benar tenggelam, bahkan tidak lama kemudian kekhalifahannya dihapuskan
(1924 M). Sejak itu, seakan-akan tidak ada lagi kerajaan Islam yang betul-betul
merdeka.
Penetrasi
Barat ke pusat dunia Islam di Timur Tengah pertama-tama dilakukan oleh dua
bangsa Eropa terkemuka yaitu Inggris dan Prancis yang memang sedang bersaing.
Inggris terlebih dulu menanamkan pengaruhnya di India. Prancis merasa perlu
memutuskan hubungan komunikasi antara Inggris di Barat dan India di Timur. Oleh
karena itu, pintu gerbang ke India, yaitu Mesir harus berada di bawah
kekuasaannya. Untuk maksud tersebut, Mesir dapat ditaklukkan Prancis tahun 1798
M
Alasan
lain Prancis menaklukkan Mesir adalah untuk memasarkan hasil-hasil industrinya.
Di balik itu, Napoleon Bonaparte sebagai Panglima Ekspedisi Prancis memiliki
keinginan untuk mengikuti jejak Alexander the Great dari Macedonia. Akan
tetapi, kondisi politik Prancis menghendaki Napoleon meninggalkan Mesir tahun
1799 M. Di Mesir, Jenderal Kleber menggantikan kedudukan Napoleon. Dalam suatu
pertempuran laut antara Inggris dan Prancis Jenderak Kleber kalah. Jenderal
Kleber dan ekspedisinya meninggalkan Mesir 31 Agustus 1801 M, dan Mesir terjadi
kekosongan kekuasaan.
Kekosongan
itu dimanfaatkan oleh seorang perwira Turki, Muhammad Ali (1769-1849 M) yang didukung
oleh rakyat berhasil mengambil kekuasaan dan mendirikan dinastinya. Tetapi pada
tahun 1882 M, negeri ini ditaklukkan oleh Inggris. Dengan demikian satu demi
satu wilayah-wilayah Negara islam jatuh ketangan imperialism Barat. Keadaan
umat Islam yang semakin melemah tersebut seakan tiada berdaya menghadapi
imperialisme Barat yang semakin maju dalam berbagai bidang khusus di dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
B.
Pengaruh Barat terhadap dunia Islam
1.
Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi
Kemajuan yang telah dicapai bangsa-bangsa Barat pada
periode ini sebenarnya memiliki kolerasi yang erat dengan perkembangan
peradaban dunia Islam, baik ketika Islam mencapai puncak kemajuannya di Eropa
ataupun kemajuan yang dicapai dunia Islam di Baghdad.
Spanyol
(Andalusia) merupakan tempat paling utama bagi bangsa Barat dalam menyerap
peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial maupun perekonomian
dan peradaban antar bangsa. Dalam hal ini pemikiran Ibnu Rusyd atay Averros
(1120-1198 M) sangat berpengaruh di dunia Eropa. Pemikiran ini berhasil
melepaskan belenggu pemikiran taklid, dan mengkritik semua bentuk pemikiran
yang tidak rasional. Diantara ilmu pengetahuan dan teknologi dalam Islam yang
banyak dipelajari ilmuan Barat adalah ilmu kedokteran, ilmu sejarah, sosiologi,
dan ilmu-ilmu lainnya.
Dari kerja keras dan tingginya kreativitas bangsa Barat
dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang telah dihasilkan oleh umat Islam,
menyebabkan bangsa Barat menemukan masa kemajuan dan kejayaannya. Setelah bangsa
Barat menemukan masa-masa kejayaannya dengan ditemukannya berbagai kemajuan,
mereka ingin mengadakan ekspedisi ke berbagai negara di luar Eropa. Mereka
ingin membuktikan pendapat Galileo Galilei yang menyatakan bahwa bumi ini
bulat, yang berarti bahwa jika terus menyusuri jalan ke barat, maka akan sampai
di tempat semula. Oleh karena itu, banyak bangsa Eropa berlomba mencari wilayah
baru, seperti Spanyol, Portugis, Inggris, Belanda, Prancis dan sebagainya.
Di
awal modern, kondisi dunia Islam secara politis berada di bawah penetrasi
kolonialisme. Pada abad 20 M ini merupakan periode kebangkitan kembali Islam
setelah mengalami kemunduran pada periode pertengahan. Pada periode ini mulai
bermunculan pemikiran modernisasi dalam Islam.
Gerakan
modernisasi tersebut paling tidak muncul karena 2 hal, yaitu :
a. Timbulnya kesadaran di kalangan ulama
bahwa banyak ajaran “asing” yang masuk dan diterima sebagai ajaran Islam.
b.
Barat
mendominasi dunia dibidang politik dan peradaban.
2.
Bidang Ekonomi
Dalam
bidang perekonomian bangsa-bangsa Eropa pun semakin maju karena daerah-daerah
baru terbuka baginya. Mereka dapat memperoleh kekayaan yang tidak terhingga
untuk meningkatkan kesejahteraan negerinya. Maka, mulailah kemajuan bangsa
Barat menandingi kemajuan umat Islam yang telah sejak lama memang
berangsur-angsur mengalami kemunduran. Kemajuan bangsa Barat itu dipercepat
oleh penemuan dan perkembangan dalam bidang pengetahuan. Dengan demikian, Eropa
menjadi penguasa lautan dan bebas melakukan kegiatan ekonomi dan perdagangan dari
dan keseluruh dunia tanpa mendapat hambatan. Bahkan, satu demi satu negeri
Islam jatuh ke bawah kekuasaannya sebagai negeri taklukan dan jajahan.
C.
Kebangkitan dan Pembebasan Dunia Islam dari Kolonialisme Barat
Gerakan Modernisasi dunia Islam
yang dilakukan para pembaharu muslim memiliki semangat juang yang besar untuk
bangkit kembali menguasai sains dan tekhnologi dan juga melakukan gerakan
pemurnian agama Islam. Banyak diantara negara-negara muslim yang mengikuti
gerakan pembaharuan tersebut. Usaha untuk memulihkan kembali kekuatan Islam
didorong oleh dua faktor :
1.
Pemurnian ajaran Islam dan unsur-unsur asing yang dipandang sebagai
penyebab kemunduran Islam.
2.
Menimba gagasan-gagasan pembaharuan ilmu pengetahuan dari Barat. Tercermin
dalam pengiriman para pelajar muslim oleh penguasa Turki Ustmani dan Mesir ke
negara Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan.
Gerakan pembaruan Islam juga memasuki dunia politik
gagasan politik yang pertama kali muncul adalah gagasan Pan-Islamisme (Persatuan
Islam Sedunia) yang mula-mula dicetuskan oleh gerakan Wahhabiyah dan Sanusiyah.
Namun, gagasan ini baru disuarakan oleh tokoh pemikir Islam Jamaluddin
Al-Afghani (1839-1897 M). Ia mengabdikan dirinya untuk memperingatkan dunia
Islam akan hal itu dan melakukan usaha-usaha yang diteliti untuk pertahanan.
Beliau juga dikenal sebagai bapak nasionalisme dalam Islam.
......... penjelasan diatas adalah salah satu dari perkembangan Islam abad ke 18 sampai 20. Terima kasih sudah mampir dan semoga bermanfaat :)
Komentar